Di suatu tempat yang masih merupakan teritorial dari Kerajaan besar Westland.
Tedapat sebuah pulau bernama Marisol Isle, sebuah pulau yang menjadi tempat pembuangan bagi mereka yang tidak diinginkan, pengungsi tanpa nama, budak yang melarikan diri yang hanya untuk ditangkap dan dijadikan budak lagi. Kriminalitas di pulau ini tergolong sangat tinggi dikarenakan tempat ini merupakan daerah miskin dan kurang mendapat perhatian dari pihak Kerajaan.
Di sini, hukum bukanlah milik raja atau Kerajaan. Hukum ditentukan oleh mereka yang cukup kuat untuk menegakkannya yaitu para mafia, bangsawan penguasa lokal, pemburu bayaran dan para pedagang yang kaya.
Dan diantara semua itu, mereka yang lemah hanyalah budak dan akan selalu menjadi budak. Sangat susah untuk melepaskan diri dari lilitan kemiskinan dan perbudakan. Untuk melepaskan diri dari kemiskinan butuh perjuangan beberapa generasi dalam keluarga, sedangkan untuk jatuh ke jurang kemiskinan hanya butuh satu generasi saja.
-----------------------
Di pusat kota, tersembunyi di bawah tanah, terdapat sebuah arena tempat kebrutalan menjadi hiburan.
Cahaya redup dari lampu minyak menggantung di dinding batu, menciptakan bayangan bergetar di lantai berpasir yang kotor oleh darah dan keringat.
Evran berdiri di tengah arena, tubuhnya menegang. Di sekelilingnya, jeruji besi menjadi pembatas yang mengurungnya dengan lawannya. Sorakan liar bergema dari luar pagar, menciptakan simfoni kekejaman. Taruhan mulai dilemparkan, penonton yang haus darah berteriak, menginginkan tontonan yang brutal.
Ini bukan pertarungan pertamanya, tetapi selalu bisa menjadi yang terakhir.
Hanya butuh satu kekalahan untuk mati, atau jika beruntung jika lawan tidak membunuh, maka akan mendapat cacat permanen atau luka parah. Yaa cacat permanen juga berarti kematian disini.
Gendang dipukul pertanda pertarungan dimulai..
Didepannya berdiri seorang anak laki-laki yang juga merupakan seorang budak petarung. Tubuhnya sedikit lebih besar dari Evran, ya itu akan sedikit merepotkan tapi tidak masalah. Massa otot memang mempengaruhi kekuatan pukulan tapi dalam pertarungan jalanan banyak hal yang tidak dapat di prediksi.
Budak itu langsung maju menyerang duluan. Dia cepat dan kuat, tetapi evran juga sudah siaga dan fokus. Evran menunduk dan berayun ke samping untuk menghindari serangan lawannya, serangannya berikutnya datang lebih brutal dan cepat. Tinju budak itu mengarah ke rahang dan Evran langsung menghindarinya, sangat penting untuk menjaga anggota vital saat pertarungan!
Selanjutnya Evran mulai membalas melancaran serangan balasan, Evran melepaskan jap langsung menargetkan kepala budak besar itu, Evran merasakan sakit di kepalan tinjunya, ternyata tengkorak budak ini sangat keras!.
'dasar budak keras kepala!' keluh evran dalam hati.
Tidak berhenti di situ Evran langsung melepaskan beberapa jap dan kombinasi hook dan uppercut. Kedua budak pun bertukan pukulan dengan brutal. Para penonton mulai berteriak gembira melihat dua budak saling membunuh satu sama lain.
Keringat dan darah bercucuran keluar. Evran merasakan tangannya sakit dan pegal karna banyak melacarkan pukulan. Kondisinya buruk, babak belur darah keluar dari hidung dan dahi kirinya karna sobek akibat tinju budak itu. Kondisi lawannya juga tidak baik, dia menderita banyak lembam dan luka akibat pukulan Evran.
'ya beberapa seni beladiri di kehidupanku sebelumnya sangat banyak membantu di dunia ini' gumam evran dalam hatinya
Setelah berhenti untuk menarik nafas untuk beberapa saat, budak besar itu kembali menyerang. Tapi Evran sangat gesit dan bisa menghidari banyak pukuan dan membalas kembali dengan pukulan yang kuat. Daging dan lemak-lemak budak itu bergetar hebat tiap kali terkena tonjokan Evran yang kuat dan berenergi.
Hingga pada suatu saat uppercut Evran telak mengenai dagunya dan dia terhuyung ke belakang. Tidak menyia-nyiakan kesempatan Evran langsung maju menerjang tapi sepersekian detik sebelum tinju evran mengenainya, budak itu memutar kakinya dan melepaskan tendangan kuat yang mengenai kepala Evran. Evran juga terhuyung jatuh ke kesamping.
Mereka berdua pun sama-sama jatuh dan berusaha kembali mengumpulkan kekuatan.
"Sial, bajingan ini masih bisa melancarkan serangan pertahan bahkan saat setengah tidak sadarkan diri" ucap Evran sambil menahan sakit akibat tendangan budak itu.
Tidak butuh waktu yang lama budak besar itu bangkit lebih cepat dan kembali menyerang Evran. Dia mengubah cara bertarungnya.
Karna di sadar tidak bisa mengalahkan Evran dalam adu pukul dia mulai menutup jarak dan bergulat dengan Evran. Dia mulai memeluk Evran berencana untuk mengguncinya dengan teknik kuncian. Evran tau itu, tapi dia tidak berdaya melawannya karna kekuatan budak itu memang lebih besar darinya. Budak besar itu akhirnya berhasil melingkarkan tangannya di leher Evran dan menguncinya, menjatuhkannya dan menimpa Evran dengan tubuh besarnya.
"sial sepertinya aku harus melakukan itu lagi" gumam Evran sebelum kehilangan kekuatan dan nafasnya.
Evran langsung mengeluarkan jarum kecil dari celananya dan menusuknya di leher budak itu gerakan itu sangat cepat dan tidak ada yang menyadarinya dikarenakan kekacauan pertempuran tersebut
Budak besar itupun menyelesaikan kunciannya ke leher evran dan menekannya dengan kuat. Evran mati-matian bertahan dia menekan dagunya ke dadanya sebagai penghalang agar tangan budak itu tidak langsung menekan lehernya.
Sekarang adalah pertarungan waktu.
Apakah evran dapat bertahan lebih lama dari waktu menyebar racun itu atau Evran tidak dapat bertahan, lebih dulu kehabisan nafas sebelum racun itu menyebar.
'sial seharusnya aku menusuknya lebih cepat' gumam Evran dalam hatinya
Budak itu mati-matian menekan kunciannya di leher Evran. Evran merasakan sakit yang luar biasa di lehernya. Rasanya seperti digantung di tiang gantungan, sepertinya darahnya sudah tidak bisa mengalir jadi badannya ke kepalanya. Penglihatannya pun mulai kabur
'Aku bisa! Ayo sedikit lagi. Aku tidak bisa mati sepeti ini' gumam Evran dalam hatinya di sisa-sisa kesadaranya.
Satu menit berlalu...
Penonton pun mulai berteriak gembira "ya bunuh dia! Bunuh! "
Tiga menit berlalu...
Akhirnya Budak besar itupun mulai bergerak untuk bangun sebagai tanda kemenangannya.
Akan tetapi ternyata Evran lah yang sebenarnya bangun untuk memindahkan tubuh budak besar itu dari atas tubuhnya
"sial aku benar-benar hampir mati kali ini. Ya aku memang pernah hampir mati beberapa kali, tapi kali ini benar-benar sangat dekat dengan kematian."
Para penonton pun terkejut sesaat tapi setelah itu kembali bersorak lagi. Yaa mereka memang tidak peduli siapa yang mati mungkin mereka akan merasa sedikit kasihan, tetapi itu bukan untuk orang yang mati tapi untuk uang mereka yang kalah taruhan.
Evran pun berjalan keluar arena dengan rasa sakit dan luka sekujur tubuhnya, Terutama pada lehernya yang merah seperti lilitan ular.
Evran datang untuk mengambil upahnya, dia bertemu dengan Noah, salah satu mafia pengelola arena bawah ini.
"Hei kupikir kau akan benar-benar berakhir tadi, rupanya kau selalu mempunyai beberapa trik ya. Tapi kau tau kan suatu saat nanti trik-trik itu tidak akan selalu bisa menyelamatkanmu"
"Ya aku lebih mengetahui hal itu" jawab Evran datar
"Bagus lah kalau begitu, baiklah mari kembali ke bisnis. Pertarungan tadi bernilai 15 emas jadi kau mendapatkan 20% dari nilai pertarungan. baiklah ini 3 emas milikmu."
Evran mengabil 3 keping emas tersebut. Setelah beberapa saat dia bertanya kepada Noah
"Berapa hari waktu istirahat ku?"
" dua hari tidak lebih, atau pak tua itu akan membunuhku jika kau meminta lebih" Noah menjawab dengan datar.
"baiklah" jawab Evran sambil berbalik untuk pergi dan segera berjalan keluar dari arena bawah tanah untuk kembali ke kamar dan mengobati luka-lukanya.
Dia harus mengobati luka-lukanya sendiri, kelompok mafia ini tidak peduli pada budak petarung rendahan seperti Evran.
Jika Evran tidak bisa pulih dengan cepat dan kembali menghasilkan uang dia harus terpaksa kembali mengemis seperti dulu. Ya aku sangat benci mengemis, aku bukan tipe orang yang suka ketika dikasihani oleh orang lain, aku benci itu.
'Di kehidupanku dulu, aku mempunyai harga diri yang tinggi, tapi sekarang aku bahkan menjadi budak.' dasar sialan!
Setelah mengeluh untuk melampisakan kekesalannya, Evran pun menyembunyikan koin emasnya untuk berjaga-jaga agar tidak rampok oleh mafia lain. Yaa terkadang adegan seperti itu sering terjadi.
Akhirnya Evran sampai di kamarnya. Dia menghuni kamar kecil ini sendirian, Evran mendapat kamar pribadi ini setelah bergabung dibawah The Butcher Gregor, salah satu petinggi sidikat mafia ini yang bertanggung jawab atas bisnis arena bawah tanah, pedagangan senjata ilegal, perekrutan anggota sidikat dan lain-lain. Oleh karna itu Evran harus bertarung di arena bawah untuk untuk menyetor uang, karna statusnya sekrang masihlah setengah budak.
Evran masih belum mendaptkan jabatan resmi di kelompok mafia ini. asalkan Evran bisa menyetorkan uang sesuai target, Evran masih bisa mendapatkan sedikit kebebasannya. Seperti sekarang, dia mendapatkan 3 koin emas dari hasil mempertaruhkan hidupnya, tapi apakah itu sepadan? apakah hidup ku hanya bernilai 3 koin emas?
"Ya mari kita luapkan kekesalan ini nanti, Tidak ada yang bisa aku lalukan untuk melawan para mafia ini sekarang. Marah hanya akan membuang-buang energi."
Evran pun mengeluarkan 3 koin emas tadi dari pantatnya, ya dia menyimpan emas di pantatnya agar menghindari di rampok oleh para bajingan. Ya itu tempat penyimpanan yang baik, para pemalak tidak pernah menguak pantatnya, setidaknya belum.
Mengambil 3 koin emas tersebut dan menyimpannya dengan hati-hati. sekarang uang tabungan Evran bertambah menjadi 8 emas, 8 perak dan 20 perunggu.
1 emas = 20 perak
1 perak = 50 perunggu
Dan ada juga mata uang tertinggi yang di sebut platinum, dari yang aku dengan 1 platinum = 10 emas. entahlah aku belum pernah melihat platinum itu.
Setelah menyimpan uang tabunganya dengan hati-hati, selanjutnya Evran hendak mengobati dirinya sendiri, tapi saat itulah pintu kamarnya mendadak terbanting dan terbuka.
Disana berdiri seorang gadis muda, tingginya kira-kira 168cm dengan rambut panjang, hitam pekat, sedikit kusut dan kotor karna kurang terawat, dia memiliki mata yang tajam berwarna merah darah, disana ada kelelahan dan kekhawatiran di matanya, tubuhnya ramping dengan kulit berwana putih kemerahan akibat sering terbakar sinar matahari.
"Valeria?"
What do you think?
Total Responses: 0